Minggu, 11 Oktober 2015

CARA KERJA EOR (ENHANCED OIL RECOVERY)

hai guys, sebelumnya mimin sudah memposting tentang pemboran di ilmu pertambangan. Namun kali ini, mimin akan posting tentang dunia Perminyakan. yaitu tentang cara kerja EOR. Sekitar  dua pertiga minyak dunia tetap terperangkap dalam reservoir karena terlalu sulit diekstraksi. Jika minyaknya terlalu tebal, jumlah yang tertinggal bisa jauh lebih tinggi. Industri minyak dan gas (migas) hanya bisa mengambil rata-rata 35 persen minyak dari reservoir. Sisanya terperangkap di batuan. Menurut Badan Energi Internasional (IEA), meningkatkan recovery minyak ini bisa melepas sekitar 300 miliar barel minyak di dunia. Teknologi canggih dapat membantu perusahaan-perusahaan energi untuk meningkatkan produksi dari lapangan-lapangan seperti ini. Ketika usia lapangan menua, produksi pun turun. Para petugas lapangan bisa menyuntikkan uap, bahan kimia atau gas untuk memaksa minyak keluar lebih banyak dan meningkatkan produktivitas. Metode ini dikenal sebagai enhanced oil recovery (EOR).

Uap (Thermal)

Seperti dikutip dari shell.com, meningkatkan recovery minyak dapat dilakukan dengan injeksi uap. Penyuntikan uap memanaskan minyak dalam reservoir, menipiskannya, dan memudahkan diproduksi. Cara ini juga mendorong minyak ke sumur-sumur sehingga lebih mudah ditarik ke permukaan.

Sebagai contoh, Shell mengerjakan beberapa proyek EOR uap berskala penuh bersama dengan Petroleum Development Oman. Minyak di lapangan Qarn Alam dikuras melalui patahan batuan reservoir itu. Namun proses alami ini berjalan lambat karena minyaknya sangat tebal. Penyuntikan uap ke patahan ini bertujuan meningkatkan recovery dari 3-5 persen menjadi 20-35 persen.





Bahan Kimia

Melalui cara ini, bahan kimia dicampur dengan air sebelum disuntikkan ke ladang minyak untuk mendorong minyak keluar dari batuan. Campuran ini disesuaikan dengan sifat batuan, minyak, dan air yang dikandungnya.

Bahan kimia yang digunakan adalah polimer atau surfaktan. Polimer adalah molekul berantai panjang yang mengentalkan air. Pada proyek Marmul di Oman, misalnya, air garam diproduksi bersama dengan minyak. Air kembali disuntikkan untuk membantu mendorong keluar lebih banyak minyak. Air terlalu tipis untuk mendorong keluar minyak padat sehingga kotoran seperti pasir diangkat. Kemudian, kimia polimer ditambahkan untuk menebalkannya lalu disuntikkan ke campuran itu. Proses ini dimulai pada Februari 2010 dengan tujuan untuk meningkatkan produksi sebesar 8.000 barel per hari (bpd), dan untuk meningkatkan jumlah minyak yang bisa didapatkan kembali dari lapangan itu, dari 15 persen menjadi lebih dari 25 persen.

Surfaktan adalah senyawa kimia yang menurunkan tensi permukaan cairan. Surfaktan disuntikkan bersama-sama dengan larutan alkali dalam air untuk memicu reaksi dengan asam alami dalam minyak yang terperangkap. Ini menghasilkan busa sabun yang mengurangi kelekatan minyak. Campuran ini mengalir keluar dari reservoir, mirip dengan deterjen memisahkan kotoran dari pakaian.

Gas

Menyuntikkan gas yang bisa larut dalam minyak - dikenal sebagai miscible gas - ke dalam reservoir akan menciptakan campuran yang mengalir lebih mudah melalui reservoir ke sumur produksi.

Shell adalah salah satu pelopor dalam penyuntikan CO2 yang diproduksi secara alami untuk meningkatkan recovery minyak dari Cekungan Permian di Texas, Amerika Serikat, pada 1970-an. Di sana, perusahaan ini membangun salah satu proyek CO2 EOR terbesar di dunia. Sekarang perusahaan sedang mencari cara untuk menggunakan CO2 buatan dari pembangkit listrik pada EOR gas.

Shell juga berencana menggunakan gas alam tercemar yang diproduksi dengan minyak dalam proyek di Harweel, Oman. Di sini, gas yang kaya akan hidrogen sulfida akan disuntikkan lagi ke dalam reservoir untuk memaksa keluar lebih banyak minyak. Dengan menggunakan pendekatan ini, perusahaan berharap dapat me-recover hingga 50 persen dari minyak, dibandingkan dengan 10 persen dengan menggunakan metode produksi konvensional. (cundoko aprilianto).