hai guys, sebelumnya mimin sudah memposting tentang pemboran di ilmu pertambangan. Namun kali ini, mimin akan posting tentang dunia Perminyakan. yaitu tentang cara kerja EOR. Sekitar dua pertiga minyak dunia tetap terperangkap dalam reservoir
karena terlalu sulit diekstraksi. Jika minyaknya terlalu tebal, jumlah yang
tertinggal bisa jauh lebih tinggi. Industri minyak dan gas (migas) hanya bisa
mengambil rata-rata 35 persen minyak dari reservoir. Sisanya terperangkap di
batuan. Menurut Badan Energi Internasional (IEA), meningkatkan recovery minyak
ini bisa melepas sekitar 300 miliar barel minyak di dunia. Teknologi canggih
dapat membantu perusahaan-perusahaan energi untuk meningkatkan produksi dari
lapangan-lapangan seperti ini. Ketika usia lapangan
menua, produksi pun turun. Para petugas lapangan bisa menyuntikkan uap, bahan
kimia atau gas untuk memaksa minyak keluar lebih banyak dan meningkatkan
produktivitas. Metode ini dikenal sebagai enhanced oil recovery (EOR).
Uap (Thermal)
Seperti dikutip dari
shell.com, meningkatkan recovery minyak dapat dilakukan dengan injeksi uap.
Penyuntikan uap memanaskan minyak dalam reservoir, menipiskannya, dan
memudahkan diproduksi. Cara ini juga mendorong minyak ke sumur-sumur sehingga
lebih mudah ditarik ke permukaan.
Sebagai contoh, Shell
mengerjakan beberapa proyek EOR uap berskala penuh bersama dengan Petroleum
Development Oman. Minyak di lapangan Qarn Alam dikuras melalui patahan batuan
reservoir itu. Namun proses alami ini berjalan lambat karena minyaknya sangat
tebal. Penyuntikan uap ke patahan ini bertujuan meningkatkan recovery dari 3-5
persen menjadi 20-35 persen.
Bahan Kimia
Melalui cara ini,
bahan kimia dicampur dengan air sebelum disuntikkan ke ladang minyak untuk
mendorong minyak keluar dari batuan. Campuran ini disesuaikan dengan sifat
batuan, minyak, dan air yang dikandungnya.
Bahan kimia yang
digunakan adalah polimer atau surfaktan. Polimer adalah molekul berantai
panjang yang mengentalkan air. Pada proyek Marmul di Oman, misalnya, air garam
diproduksi bersama dengan minyak. Air kembali disuntikkan untuk membantu
mendorong keluar lebih banyak minyak. Air terlalu tipis untuk mendorong keluar
minyak padat sehingga kotoran seperti pasir diangkat. Kemudian, kimia polimer
ditambahkan untuk menebalkannya lalu disuntikkan ke campuran itu. Proses ini
dimulai pada Februari 2010 dengan tujuan untuk meningkatkan produksi sebesar
8.000 barel per hari (bpd), dan untuk meningkatkan jumlah minyak yang bisa
didapatkan kembali dari lapangan itu, dari 15 persen menjadi lebih dari 25
persen.
Surfaktan adalah
senyawa kimia yang menurunkan tensi permukaan cairan. Surfaktan disuntikkan
bersama-sama dengan larutan alkali dalam air untuk memicu reaksi dengan asam
alami dalam minyak yang terperangkap. Ini menghasilkan busa sabun yang
mengurangi kelekatan minyak. Campuran ini mengalir keluar dari reservoir, mirip
dengan deterjen memisahkan kotoran dari pakaian.
Gas
Menyuntikkan gas yang
bisa larut dalam minyak - dikenal sebagai miscible gas - ke dalam reservoir
akan menciptakan campuran yang mengalir lebih mudah melalui reservoir ke sumur
produksi.
Shell adalah salah
satu pelopor dalam penyuntikan CO2 yang diproduksi secara alami untuk
meningkatkan recovery minyak dari Cekungan Permian di Texas, Amerika Serikat,
pada 1970-an. Di sana, perusahaan ini membangun salah satu proyek CO2 EOR
terbesar di dunia. Sekarang perusahaan sedang mencari cara untuk menggunakan
CO2 buatan dari pembangkit listrik pada EOR gas.
Shell juga berencana
menggunakan gas alam tercemar yang diproduksi dengan minyak dalam proyek di
Harweel, Oman. Di sini, gas yang kaya akan hidrogen sulfida akan disuntikkan
lagi ke dalam reservoir untuk memaksa keluar lebih banyak minyak. Dengan
menggunakan pendekatan ini, perusahaan berharap dapat me-recover hingga 50
persen dari minyak, dibandingkan dengan 10 persen dengan menggunakan metode
produksi konvensional. (cundoko aprilianto).